08 January, 2012

Berhentilah berlari. Aku sudah lelah (Bagian 4)

              Baca bagian sebelumnya
              (Bagian 1)
              (Bagian 2)
              (Bagian 3)


Sesampainya aku di kampus aku bingung harus kemana. Mengingat hari itu hanya ada satu mata kuliah dan itu sudah aku lewatkan tadi pagi. Ah, aku belum makan dari pagi dan ini sudah hampir tengah hari. Aku pergi ke kantin untuk makan di jam yang aneh ini sambil menunggumu menghubungiku kembali.

Nasi putih hangat, ayam goreng, sambal dan lalapan. Sarapan yang digabung dengan makan siang. Baru kali ini aku merasa menjadi mahasiswa seutuhnya. Sedikit lucu memang aku baru pertama kali merasakan sarapan di satukan dengan makan siang. Tapi ya memang begitu adanya. Sarapan dan makan siang yang di satukan ini baru ku santap setengahnya tiba-tiba kamu menelponku dan menyuruhku untuk segera datang ke ruang himpunan. Seperti biasa. Kamu mengganggu ketenanganku yang sedang menyantap makanan ini, semua orang pasti pernah merasakan kenikmatan makanan di tengah rasa lapar yang luar biasa meskipun makanan itu sebenernya tidak terlalu enak rasanya. Sebenarnya ada apa sih? Kenapa kamu senang sekali membuatku mengeluarkan rasa penasaranku?

Aku tinggalkan makanan ini dengan keadaan masih tersisa dan dengan perasaan yang sedikit kesal. Segera aku datangi ruang himpunan. Di perjalanan dari kantin ke ruang himpunan aku di tabrak oleh mahasiswa yang sedang melakukan aksi gilanya dengan papan skateboard. Ah, kenapa lagi ini? Beruntung siku kananku hanya sedikit lecet. Aku berlalu sambil tidak menghiraukan mahasiswa gila itu. Setelah jalan beberapa langkah, aku mendengar dia berteriak meminta maaf. Lagi, aku tidak mengiraukannya. Sungguh menyebalkan! Pagi yang menyebalkan! Mahasiswa gila menyebalkan! Dan kamu yang juga menyebalkana! Aku menggerutu.

BRUUUK!!!


Ah, baiklah… kali ini pintu ruang himpunan yang ku tabrak. Ada apa denganku? Ada apa dengan kamu? Ada apa dengan hari ini? Lagi, aku menggerutu sambil memasuki ruang himpunan tiba-tiba… seisi ruangan dipenuhi dengan balon warna merah. Warna kesukaanku. Dan tiba-tiba kamu muncul dari balik balon bersama teman-teman membawa cheesecake dengan lilin angka 19 di atasnya ke arahku. Aku bertanya-tanya siapa yang ulang tahun. Begitu aku mendekat ke arahmu, aku melihat ada namaku tertulis di atas kue itu dan kalian menyanyikan lagu selamat ulang tahun untukku. Ya ampun! Bagaimana bisa aku lupa akan hari ulang tahunku sendiri. Terharu? Tentu saja! Kamu, menyiapkan semua ini khusus untukku di hari ulang tahunku yang bahkan aku sendiri lupa akan hari ulang tahunku. Maklum saja, aku tidak biasa merayakan ulang tahun sejak kecil. Aku melewatkan hari ulang tahun sama seperti hari lainnya. Kamu, ingat warna kesukaanku. Dan kamu ingat kue kesukaanku.

Ilustrasi oleh Kanin

Dan kejadian yang baru aku alami hari ini mengingatkan aku akan hari pertama kita bertemu. Saat itu, aku duduk di bangku perpustakaan kampus sendiri dengan headset di telinga dan novel di tangan. Di tengah ketenangan siang itu, tiba-tiba ada kegaduhan antara penjaga perpustakaan dengan pengunjung. Aku yang sedang mendengarkan lagu lewat headset masih bisa mendengar teriakan itu. Sungguh pengganggu. Aku tidak suka suasana ini. Aku meninggalkan perpustakan kampus sambil melihat orang yang sedang berseteru dengan penjaga perpustakaan dengan mata sinis. Orang itu balas melihatku dengan tatapan segan. Malu mungkin karena dia bertengkar dengan penjaga sampai mengusik pengunjung lainnya. Aku berlalu dan segera mencari tempat sunyi agar aku bisa meneruskan membaca novel ini. Novel pinjaman yang sudah di tagih oleh pemiliknya.

Ruang himpunan hari ini sepi. Untung saja. Aku meneruskan membaca novel dan kembali memasang headset di telingaku. Hampir satu jam aku membaca novel di ruang himpunan dan perutku sudah mengeluarkan suara andalannya. Baiklah, lanjut baca novel sehabis makan siang.

Uang sakuku hari ini ternyata tidak cukup untuk membeli nasi dan lauknya. Pesan mie instan dan air mineral sudah cukup meredamkan suara perut ini.  Ditengah tentramnya kantin dan tentramnya aku yang sedang menikmati mie instan 3 ribu rupiah ini, tiba-tiba ada yang duduk di sebelahku. Laki-laki. Aku tahu itu meskipun aku belum melihat orang itu. Saat aku mencium aroma tubuhnya, sepertinya sudah pernah kucium hari ini. Di perpustakaan. Ketika aku melihat orang itu, benar saja itu kamu. Orang yang mengusikku di perpustakaan dengan suara lantangnya.

Menyebalkan sekali mimik mukamu. Kembali aku lemparkan tatapan sinis pada orang baru ini. Setelah kena 2 tatapan sinisku, kamu meminta maaf. Sadar juga bahwa kamu telah mengusikku. Lalu kamu bercerita mengapa tadi kamu bertengkar dengan penjaga perpustakaan. Setelah panjang lebar kamu bercerita, aku hanya senyum sambil menghabiskan mie instanku. Aku tidak mengerti apa yang kamu ceritakan dan aku tidak ingin mengerti.

Mie instan dan air mineralku sudah habis dan hari ini sudah tidak ada jam mata kuliah lagi. mungkin lebih baik pulang. Lagi pula mau kemana lagi? uangku hanya cukup untuk ongkos pulang. Saat aku beranjak dari bangku kantin kamu mencegahku pergi. Ah, apa lagi yang akan kamu lakukan kali ini? Tidak bisakah kamu membiarkan sisa hariku lebih tenang? Dengan segala pikiran negatifku, kamu melontarkan pertanyaan

“Apa aku telah mengganggumu?”

Ah, yang benar saja! Setelah  kamu mengusikku di perpustakaan dan mengganggu makan siangku, apa kamu masih berpikir kalau kamu tidak menggangguku?

“Tidak”

Aku ucapkan dengan nada ketus sambil berlalu. Kembali ku pasang headset dan meninggalkan kantin. Aku tidak peduli dengan apa yang kamu pikirkan setelah aku bersikap ketus seperti tadi. Lagi pula aku tidak mengenalmu.

Ada beberapa hal yang aku ingat darimu hari itu. Kamu mengenakan jins biru, sepatu coklat bertali, kaos yang warnanya serasi dengan sepatumu, dan juga jaket hitam. Dan yang aku suka darimu hari itu hanya satu: wangi tubuhmu. Entah parfum apa yang kamu pakai tapi aku suka wanginya.

Iya, hari itu adalah hari dimana pertama kali aku melihat kamu. Dan hari itu juga menjadi awal dari semua yang terjadi sekarang ini. Siapa yang mengira, awal pertemuan yang mempunyai kesan buruk itu sekarang bisa mendekatkan kita. Menjadikan kita seorang yang membutuhkan satu sama lain. Menjadikan kita seorang yang percaya satu sama lain.


PS: bagian sebelumnya udah di update. jadi ada ilustrasi :3

17 comments:

  1. Kya, masih berlanjut toh. Ngegantung ini ;_;

    Lanjutkan qaqa~

    ReplyDelete
  2. many typo(s)... better make a draft first, then double check b4 u post it. ;)

    ReplyDelete
  3. waw, lebih rapi dari yg sudah2 soal teknis EYD-nya. lanjutkan. n ilustrasinya lucu. teruskan nak ririz gumeuliz

    ReplyDelete
  4. saya udah baca dari awal :D, tapi ternyata sekarang ngegantung lagi.

    ReplyDelete
  5. ya,,,pengeditan memang diperlukan agar kenyamanan dan keindahan cerita jadi utuh....ambil waktu sejenak untuk membaca ulang...
    dan, jika memang mau bersambung,jgn di gantung di tengah2 secara randum. ini biar pembaca seperti saya bsa mengira apa yg akan terjadi selanjutnya...oke ririz...lanjutan....

    ReplyDelete
  6. ririisss. virus typomu kebangetaaan.hahah

    ReplyDelete
  7. Waaaah, dapet pujian dari Mas Sedayu, lho!! :D

    ReplyDelete
  8. aulia: hyahaha... tunggu kelanjutannya ya ;)
    dini: yuk mari~
    kanin: kenapa? karna belum tamat :))
    agni: yes, thanks sis !!
    samandayu: hehehe makacih ooom :3
    jin:tunggu begian selanjutnya ya ;)
    dian: hehe iya kang kan ini masih belajar, makasih sarannya :)
    ramimi: hahah udah kebe;et di posting sih itu jadi gak di baca ulang
    asop: hihihi iya XD

    ReplyDelete
  9. bales komen aja typo juga -__-"

    ReplyDelete
  10. sampe berapa episod nih riz?
    penasaran gimana endingnya. hhehe.....

    ReplyDelete
  11. waa udah panjang yaa :) udah bikin puas ngebacanya. muehehhe

    keren kakaaa!!

    etapi, emm.. aku agak sedikit kurang penasaran sma cerita berikutnya deh ka, sebelum ini aku amat sangat penasaran #tsaah..

    bikin pembaca lebih penasaran kaka, biar ketagihan ngebacanya.. huehehe..

    serius. cerita nya udah keren banget :3
    lanjutkan tanteee

    ReplyDelete
  12. Masih sambung.. -_-.. Makin hebat aja Riz.. Keep Up Your Good Work.. :D

    ReplyDelete
  13. bacain cerpennya anak-anak KK emang selalu menarik, padahal gue gak suka baca cerpen tapi jadi suka.

    Ditunggu kelanjutannya :D

    ReplyDelete

Comment juga dong! payah baca doang