Sudah waktunya makan siang dan
aku belum memasukkan apapun ke dalam perut sejak bangun tidur tadi pagi. Aku di
ajak makan siang berdua untuk yang ke empat kalinya. Sejak makan siang kita
yang pertama aku yang memilih tempat makan siang kita. Hari ini aku mengajak
kamu ke warung yang sedikit jauh dari biasanya. Tempat yang biasa penuh sesak
dengan orang lain yang juga ingin memberi makan perut mereka.
Ternyata memang benar, tempat makan siang hari ini sepi dari pengunjung yang kelaparan. Hanya ada 2 orang saat kita masuk kedalamnya.
Setelah memesan makan, aku
bertanya kamu ingin minum apa untuk makan siang kita hari ini. Jawabanmu tak
pernah berubah: Teh Manis Hangat. Sedangkan aku memesan es jeruk. Kita duduk di
meja yang menghadap ke bagian luar warung nasi itu. Belum banyak yang bisa
dibicarakan pada saat itu.
Minuman pun datang. Kamu kaget. Teh manis hangat mu dimasukkan es batu oleh Ibu yang melayani kita. Ah, ini kesalahanku. Aku hanya bilang ‘Teh manis’ saat memesan minuman tadi. Harusnya aku menambahkan kata ‘hangat’ saat memesan. Kamu hanya tersenyum melihat pesananmu sedikit berbeda dari yang diharapkan.
Isi piringku habis lebih dulu
dari kamu. Aku mengambil satu buah sendok dan segera menyingkirkan semua es
batu yang ada di Teh Manismu kedalam
piring makanku yang sudah bersih dari nasi dan lauknya. Baru aku suguhkan Teh
Manis yang sudah terbebas dari es batu
itu untukmu. Kamu hanya diam melihatku melakukan itu.
Yang kulakukan adalah berusaha
membuatmu nyaman ketika sedang bersamaku.
Hanya itu.
Sederhana kan?
Sebuah gestur sederhana yg dalem banget artinya bagi yg pernah ngalamin, hehehe
ReplyDelete*nangis haru*
ReplyDeleteHemm... beruntung banget cowok yg punya pasangan kaya kamu :)
ReplyDeleteSederhana banget tapi asik dibaca, keren :D
ReplyDelete