10 July, 2013

Es Batu



Sudah waktunya makan siang dan aku belum memasukkan apapun ke dalam perut sejak bangun tidur tadi pagi. Aku di ajak makan siang berdua untuk yang ke empat kalinya. Sejak makan siang kita yang pertama aku yang memilih tempat makan siang kita. Hari ini aku mengajak kamu ke warung yang sedikit jauh dari biasanya. Tempat yang biasa penuh sesak dengan orang lain yang juga ingin memberi makan perut mereka.

Ternyata memang benar, tempat makan siang hari ini sepi dari pengunjung yang kelaparan. Hanya ada 2 orang saat kita masuk kedalamnya.


Setelah memesan makan, aku bertanya kamu ingin minum apa untuk makan siang kita hari ini. Jawabanmu tak pernah berubah: Teh Manis Hangat. Sedangkan aku memesan es jeruk. Kita duduk di meja yang menghadap ke bagian luar warung nasi itu. Belum banyak yang bisa dibicarakan pada saat itu.

Minuman pun datang. Kamu kaget. Teh manis hangat mu dimasukkan es batu oleh Ibu yang melayani kita. Ah, ini kesalahanku. Aku hanya bilang ‘Teh manis’ saat memesan minuman tadi. Harusnya aku menambahkan kata ‘hangat’ saat memesan. Kamu hanya tersenyum melihat pesananmu sedikit berbeda dari yang diharapkan.

Isi piringku habis lebih dulu dari kamu. Aku mengambil satu buah sendok dan segera menyingkirkan semua es batu yang ada di Teh  Manismu kedalam piring makanku yang sudah bersih dari nasi dan lauknya. Baru aku suguhkan Teh Manis yang sudah terbebas dari es batu  itu untukmu. Kamu hanya diam melihatku melakukan itu.

Yang kulakukan adalah berusaha membuatmu nyaman ketika sedang bersamaku.

Hanya itu.


Sederhana kan?

4 comments:

  1. Sebuah gestur sederhana yg dalem banget artinya bagi yg pernah ngalamin, hehehe

    ReplyDelete
  2. Hemm... beruntung banget cowok yg punya pasangan kaya kamu :)

    ReplyDelete
  3. Sederhana banget tapi asik dibaca, keren :D

    ReplyDelete

Comment juga dong! payah baca doang